Sekarat 99: Sujud Cinta Mengudara _
Entah apa, sepertinya selalu ada senyum disudut bibirnya. Aku bahkan tidak tahu bagian mana yang paling ku suka. Apakah wajahnya yang memancarkan cahaya? Apakah matanya yang meneduhkan? Apakah rambutnya yang hitam dan lembut? Apakah parasnya yang menenangkan?
Malam itu, langkahku malu-malu dihadapannya, seakan ada cahaya yang aku terima saat melihatnya. "Aku gila" fikirku, tapi tidak.
Setelah perjumpaan itu, kami kembali bertemu ditempat yang berbeda, dia menegurku
"Jangan umbar auratmu"
Satu kalimat yang membuatku seakan memasuki dunia lain, dunia yang tidak pernah aku kenal sebelumnya, yang aku lihat hanya kalimat-kalimat itu, kalimat itu seakan menghantui ruhku...bergentayangan di dalam kesedihanku, langkahku, makanku, bahkan tidurku
Tepat satu pekan setelah pertemuan yang tidak pernah direncanakan itu berlalu, aku mulai memperbaiki penampilanku, aku merasa seakan-seakan aku akan berjumpa dengannya secara tiba-tiba lagi seperti sebelumnya.
"Bagaimana kalau berjumpa nanti, dia melihatku seperti ini lagi, mana mungkin dia menyukai styleku, rok di atas paha dan rambut yang terurai berayun-ayun bila aku berjalan" fikirku saat itu.
Tapi itu hanyalah mimpiku.
Nyatanya, aku tidak pernah melihatnya lagi.
Hari itu, aku bersyahadat kembali menyaksikan diri bahwa aku sangat meyakini Allah itu Esa, Muhammad itu adalah pembawa kabar gembira.
Ya, seperti gembiranya aku dihari itu, hari dimana usiaku 20 tahun dan aku kembali menjadi saksi akan KeesaanNya.
Kudengar suara halus-halus yang ada di belakangku "Alhamdulillah, dia kembali bertobat"
Aku tau, banyak hal yang telahku buat, tapi apa yang bisa membawaku pada penghambaan ini? Cintakah ini? Atau tipuan hati?
Bertahun-tahun berlalu, aku menyadari bahwa dia hanya mimpiku. Hingga aku dengar dari sahabatku bahwa orang yang selama ini aku tunggu akan melangsungkan majlis walimahan di Syawal ini
Aku tersenyum membalas informasi dari sahabatku itu, semua seperti hal yang tidak asing tapi sungguh kata-katanya seperti mantra-mantra yang menumbalkanku
Inikah cinta?
Berhari-hari aku seperti makhluk yang mati, hampir memasuki tahun ke lima aku menunggunya, aku memperbaiki diriku dan kecintaanku padaNya tapi ternyata, dia bukan disediakan untukku
Bukan hal yang mudah untuk aku bisa menyesuikan diriku tanpa memikirkannya, bahkan aku kehilangan beberapa titik fokusku.
Dulu, tahun kedua dalam diamku mencintainya, aku didzolimi oleh saudaraku sendiri, tentang cintanya pada orang yang aku cintai, vatalnya dia menumbalkanku.
Fikirku "tidakkah dia mengenal pemilik 99 Nama yg segala Maha itu? Jika tidak, kemana dia selama ini? Jika kenal, lalu apa maksud dari semua ini? Sekaratkah dia dengan 99 Nama yang segala Maha itu? Tapi kenapa? Cintakah yang memaksanya? Atau nafsukah ? Dia cantik, dia cerdas, sarah apa yang merubahmu cantik?"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar