Jumat, 06 Juni 2014

Berterimakasih Bagiku Adalah Kewajiban dan bentuk Syukur

kejadian ini berlangsung 3 minggu yang lalu, saat seorang teman mengajak saya masuk ke komunitas kepenulisannya. Saya mengucapkan terimaksih kepada ibu yang mengajak saya masuk ke komunitasnya, lalu tidak berapa lama kami bubar dari lingkaran, seorang sahabat berkata.

M     : kenapa kok ami berterimaksih ke ibu itu, kan dia hanya mengajak saja, lagipula kerja yang lakukan adalah kerja ami. kok ami justru berterimaksih. itukan hak ami.

bagaimana menurut sahabat. Siapakah yang salah pada persoalan ini ? saya atau sahabat saya ?
menurut saya yang salah adalah sahabat saya. (ini bukan karena saya ada dalam persoalan ini ya). Jadi pada dasarnya bentuk syukur yang sesungguh-sungguhnya syukur itu adalah ketika kita mendapati sesuatu yang kecil. Misal, saya sudah seharian menyetrika kain-kain laundry saya, tahu-tahunya hari ini tidak ada yang menjemput. Tentu saya tidak ada pemasukan. sebenarnya di saat itulah Tuhan melihat keimanan sesungguhnya hati saya. Apakah ada syukur dalam dalam hati saya, atau saya hanya mengupat tidak jelas ?

Satu lagi, baru-baru ini saya kehilangan hp saya, apa yang harus saya lakukan ? apakah saya tetap bersyukur dan mengambil iktibar atau saya menghujat dan mendo'akan keburukan untuk dia yang saya sendiri tidak tahu siapa yang mengambilnya ?

Sebenarnya ini hal kecil, namun dari hal kecil ini, dilihat sejatinya dirinya. diri kita yang biasa berterimaksih kepada hal-hal kecil yang dilakukan orang lain sudah pasti menjadi satu keberkahan utnuk diri kita sendiri. Berterimaksih kepada manusia adalah bentuk syukur kita kepada Tuhan.
Hhal besar itu dimulai dari hal kecil. Komunitas yang besar, itu dia menjadi besar karena ada yang kecil di didalamnya. begitu juga dengan hal berterimaksih kepada sesuatu yang kecil. Tidak perlu menunggu hal besar yang di lakukan orang lain kepada kita, baru kita berterimaksih.

Misal, saat makan di rumah makan (kalau anak kuliahan biasa di ampera..hihi), tidak ada salahnyakan kita berterimaksih kepada penjual yang mengantarkan pesanan makanan kita ke meja makannya. pasti sahabat berfikir begini.
"kan kita bayar, udah tugas merekalah".

Coba kita fikirkan secara rasional.
apakah sebenarnya tujuan mereka berjualan ?
untuk mencari nafkah bukan ?
lalu apa tujuan kita untuk makan di sana ?
untuk mengisi perut yang lapar dan tidak sempat masakkan ?

lalu, apa bedanya kebutuhan kita dengan penjual nasi tersebut ? saling membutuhkan bukan ?
apa yang kita lakukan untuk mereka yang telah mengantarkan makanannya ke meja kita ? dengan membayar ? membayar itu  memang sudah seharusnya, karena kita memakan makanan yang mereka buat dengan uang mereka. lalu apa ? BERTERIMAKSIHLAH.

mereka dengan relanya mengantarkan ke meja kita, lalu kita balas dengan terimaksih.
mereka membuat nasi dengan duit mereka, duit kita pula gantinya dengan kita membayar.

jadi hal kecillah yang membuat kita besar. Bukan itu saja, masih banyak hal-hal kecil yang seharsunya kita syukuri. berterimaksih adalah bentuk syukur. saya ulangi. berterimakasih adalah bentuk syukur.

kenapa saya tekankan pada pernyataan tersebut, karena banyak diantara kita yang sudah meleyapkan budaya beretrimaksih dan bersyukur.
ketika kita berterimakasih kepada ibu kita misalnya, artinya kita telah bersyukur Allah berikan ibu seperti beliau kepada kita.

ketika berterimaksih kepada kakak yang telah mendnegarkan keluh kesah kita, artinya kita bersyukur Tuhan sandingkan kita dengannya. jadi, Berterimaksih adalah bentuk syukur kita kepada Tuhan.
ini hanya analisis kecilku tentang kejadin-kejadian yang ada pada lingkunganku. mungkin saja dilingkungan sahabtku hal-hal kecil masih banyak yang perlu kita telaah secara mendalam. ini harus menjadi perhatian bersama.

Salam Cinta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar