Selasa, 03 Juni 2014

"Urus Saja Dirimu Sendiri"



Postingan ini berawal dari kejadian di kampus tanggal 02 Juni 2014 tepatnya hari senin.
Hari itu menjadi hari yang paling berduka bagiku, aku tidak bisa mengontrol emosiku dikarenakan sahabat yang tidak memperdulikan dirinya saat diberi peringatan.
“Urus Saja Dirimu Sendiri” 

“Kalau aku mau berjilbab atau tak, itu bukan urusan kamu!” 

“Kalau aku mau buang makanan ini. Terserah aku dong!” 
"kalau aku mau ngefly terserah aku lah, aku ngefly karena aku nyaman"
“Kau urus aja urusanmu, Aku urus urusanku sendiri, jangan ikut campur.” 

Sahabatku pasti selalu mendengarkan kata-kata di atas, bahakan secara tidak sadar pernah melontarkan kata-kata demikian bukan ? itu hanya sebagaian kecil saja kata-kata murahan yang aku posting.


selalu orang menganggap apa yang menjadi miliknya adalah haknya. Dari sini timbul pemikiran bahwa tentu saja kita berhak penuh untuk menentukan apa yang terjadi dengan apa yang kita miliki.
 misalnya kita di suruh menggunakan jibab tetapi sahabat justru memaki kita menyatakan kalau kita ini sok alim dan sebagainya. Atau bisa jadi  kita punya makanan, tentu kita bebas ingin menyimpannya, memanaskannya ulang, membuangnyaatau memakannya. Tentu kita bebas pula mau kapan dimakan, sekarang, nanti atau tunggu basi. Kebanyakan orang berpikir begitu. 
dulu ini belum begitu parah, namun setelah kita memasuki abad tinggal landas ini yang mana antara dinding satu dengan dinding lainnya sudah tidak lagi saling mengenal. kita cendrung berfikir individualis. saya sendiri merasakan lelahnya membangun kebersamaan itu kembali, jangan satu kompleks perumahan, satu kelas di kampus saja saya angkat tangan dan mulai lambai-lamabai ke kamrenya Tuhan. kita tidak lagi pantas di katakan sebagai makhluk sosial yang berakal. tidak pernahkah kita berfikir bahwa kucing saja masih menjaga kelompoknya, itik saja masih pulang petang beriringan, lalu kita manusia ?

jawab sendiri saja ya.

“Kamu adalah ummat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik dari mereka; diantara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik (kafir). (QS Ali Imran: 110)a saat tak ada yang mengingatkan orang akan mulai berpikir bahwa itu tidak salah. Aku juga tak mau masuk neraka gara-gara aku gak mengingatkanmu tentang hal ini.”

Bagi orang yang suka ngefly,
Siapa bilang, nyawamu itu milikmu sendiri? Kau tidak memiliki apapun! Kau adalah hamba ciptaan Tuhan. Tuhanlah yang memilikimu, dan dia yang berhak atas dirimu. 

Seperti pengarang dalam novel, Tuhan bebas menentukan alur cerita hidup kita. Tapi Tuhan adalah pemilik kemahaan. Dia juga memberi kita kesempatan untuk merubah diri jika kita mau berusaha. 
nikmat Tuhanmu yang mana lkagi yang hendak kamu dustakan sahabatku ?



Jadi jangan salahkan lagi kalau ada orang yang berusaha menghentikan usaha bodoh ngeflymu. Karena mereka ingin menyelamatkan Agama, Jiwa, Harta, dan Keturunanmu. sama halnya seperti masa laluku.

ini Pula yang menjadi alasan aku sibuk dengan urusan kebaikan sahabat-sahabatku. Aku begitu mencintai sahabat-sahabatku, sebab dulu...jika sahabat-sahabatku tidak memperdulikan aku mungkin aku telah menjadi wanita yang lebih hina daripada  jalanan yang suka ngefly.



SEBURUK APAPUN KEHIDUPAN, KEHIDUPAN SENDIRI ADALAH SESUATU YANG HARUS DISYUKURI. 
saat ini, kita harus membuka mata, hati dab perasaan kita..lihatlah betapa Tuhan masih sangat mencintaimu, jika Tuhan enggan dan telah bosan melihat kejahatanmu bukan hal sulit untuk Tuhan melenyapkan kehdiupanmu. 
bisa saja dia ambil hartamu dengan kebakaran, banjir bandang dan sebagainya sebab dengan harta limpahan yang engakau miliki tak sehelai jilbabpun engkau sanggup membelinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar