Postingan ini berawal dari kejadian di kampus tanggal
02 Juni 2014 tepatnya hari senin.
Hari itu menjadi hari yang paling berduka bagiku, aku
tidak bisa mengontrol emosiku dikarenakan sahabat yang tidak memperdulikan
dirinya saat diberi peringatan.
“Urus Saja Dirimu Sendiri”
“Kalau aku mau berjilbab atau
tak, itu bukan urusan kamu!”
“Kalau aku mau buang makanan ini.
Terserah aku dong!”
"kalau aku mau ngefly
terserah aku lah, aku ngefly karena aku nyaman"
“Kau urus aja urusanmu, Aku urus
urusanku sendiri, jangan ikut campur.”
Sahabatku pasti selalu mendengarkan kata-kata di atas,
bahakan secara tidak sadar pernah melontarkan kata-kata demikian bukan ? itu
hanya sebagaian kecil saja kata-kata murahan yang aku posting.
selalu orang menganggap apa yang menjadi miliknya
adalah haknya. Dari sini timbul pemikiran bahwa tentu saja kita berhak penuh
untuk menentukan apa yang terjadi dengan apa yang kita miliki.
misalnya kita di suruh menggunakan jibab tetapi
sahabat justru memaki kita menyatakan kalau kita ini sok alim dan sebagainya.
Atau bisa jadi kita punya makanan, tentu kita bebas ingin menyimpannya,
memanaskannya ulang, membuangnyaatau memakannya. Tentu kita bebas pula mau
kapan dimakan, sekarang, nanti atau tunggu basi. Kebanyakan orang berpikir
begitu.
dulu ini belum begitu parah, namun setelah kita
memasuki abad tinggal landas ini yang mana antara dinding satu dengan dinding
lainnya sudah tidak lagi saling mengenal. kita cendrung berfikir individualis.
saya sendiri merasakan lelahnya membangun kebersamaan itu kembali, jangan satu
kompleks perumahan, satu kelas di kampus saja saya angkat tangan dan mulai
lambai-lamabai ke kamrenya Tuhan. kita tidak lagi pantas di katakan sebagai
makhluk sosial yang berakal. tidak pernahkah kita berfikir bahwa kucing saja
masih menjaga kelompoknya, itik saja masih pulang petang beriringan, lalu kita
manusia ?
jawab sendiri saja ya.
“Kamu adalah ummat terbaik yang
dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang
munkar dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu
lebih baik dari mereka; diantara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka
adalah orang-orang yang fasik (kafir). (QS
Ali Imran: 110)a saat tak ada yang mengingatkan orang akan mulai berpikir bahwa
itu tidak salah. Aku juga tak mau masuk neraka gara-gara aku gak mengingatkanmu
tentang hal ini.”
Bagi orang yang suka ngefly,
Siapa bilang, nyawamu itu milikmu
sendiri? Kau tidak memiliki apapun! Kau adalah hamba ciptaan Tuhan. Tuhanlah
yang memilikimu, dan dia yang berhak atas dirimu.
Seperti pengarang dalam novel, Tuhan bebas menentukan
alur cerita hidup kita. Tapi Tuhan adalah pemilik kemahaan. Dia juga memberi
kita kesempatan untuk merubah diri jika kita mau berusaha.
nikmat Tuhanmu yang mana lkagi yang hendak kamu
dustakan sahabatku ?
Jadi jangan salahkan lagi kalau ada orang yang berusaha
menghentikan usaha bodoh ngeflymu. Karena mereka ingin menyelamatkan Agama,
Jiwa, Harta, dan Keturunanmu. sama halnya seperti masa laluku.
ini Pula yang menjadi alasan aku sibuk dengan urusan
kebaikan sahabat-sahabatku. Aku begitu mencintai sahabat-sahabatku, sebab
dulu...jika sahabat-sahabatku tidak memperdulikan aku mungkin aku telah menjadi
wanita yang lebih hina daripada jalanan yang suka ngefly.
SEBURUK APAPUN KEHIDUPAN, KEHIDUPAN SENDIRI ADALAH
SESUATU YANG HARUS DISYUKURI.
saat ini, kita harus membuka mata, hati dab perasaan
kita..lihatlah betapa Tuhan masih sangat mencintaimu, jika Tuhan enggan dan
telah bosan melihat kejahatanmu bukan hal sulit untuk Tuhan melenyapkan
kehdiupanmu.
bisa saja dia ambil hartamu dengan kebakaran, banjir
bandang dan sebagainya sebab dengan harta limpahan yang engakau miliki tak
sehelai jilbabpun engkau sanggup membelinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar