30 April 2014
pukul 03.42
ku dengar suara sayup dari sisi kiri pembaringanku....ternyata itu suara ibu yang tengah tilawah.
Melihat gelagatku yang ingin bangkit dari pembaringan, ibu pun berdiri yang menghentikan gerakanku
"apa wan ? Nak kemana ? Biar ibu yang tuntun ya sayang"
darahku berdesir dengan hebat. Ibu tak pernah lelah, di umur
rentanya beliau masih ingin menuntunku, seharusnya aku lagi yang
menuntun ibu. Sempat aku membenci penyakitku. Andai aku sehat, aku
takkan menyusahkan ibu lagi, aku akan selalu melihat senyum ibu.
"wan, nak apa tadi ? Nak minum ke buang air kecik?"
"tak bu, nak duduk ja, dah nak masuk subuhkan ? "
"jap lagi,wan lemas sangat, badan panas, salat duduk ja ambik tayamum ya ?"
"ha.ah"
hanya itu yang bisa ku jawab. Aku harus bekerja keras menahan air
mata keharuanku,aku tak ingin ibu menghawatirkan diriku. Aku harus
tampak kuat di depan ibu.
Pukul 06.56
aku dibawa ke suatu ruangan yang di dalamnya sudah tersedia senjata yang akan membunuhku.
Bius
suntikan
alat bedah
infus
kantong darah
pendeteksi jantung
tabung oksigen
semua, ku perhatikan satu persatu dengan senyum dan berbisik..ini dia cinta.
Cinta Tuhan akan aku lihat di sini, cinta Tuhan yg istimewa,dari
sejuta manusia, hanya aku yang saat ini menikmati cinta Tuhan ini.
"dek, nanti jangan lupa baca basmallah dan shalawat dulu" ungkap
kakakku saat dia mengantarkanku masuk ke ruangan bedah tersebut. Aku
meminta kakaku agar mengizinkan aku mendengarkan suara resord Al-Mulk
untuk terakhir kalinya yang di kirim oleh laki-laki yangku takzimi itu beberapa minggu yang lalu. Aku berkata kepada kakakku. Aku ingin mendengarkan suaranya.
Dokter pun mengizinkan dan yang aku ingat terakhir kalinya yaitu jari
manis dan telunjukku ditembaki oleh benda kecil dan pandanganku
langsung
gelap.
belakangan aku baru tahu ternyata itu adalah suntikan bius.
3 jam pembedahan berlangsung, aku baru sadarkan diri dengan baik
pukul 3 petang, lalu aku kembali pingsan dan pukul 7 lewat baru kembali
sadarkan diri.
Aku di pindahkan ke ruangan yang penuh dengan cinta menurutku. Aku
hanya bisa terbaring dengan lemah. Kepala di perban dan kaki yang tidak
bisa digerakkan dengan sempurna.
01 Mei 2014
pukul 05.12
kakaku menyampaikan sesuatu yang tidak pernah aku duga sebelumnya
"dek, semalam kakak buka WA dari yang adk tanya waktu di ruang bedah itu. Dia pesan sampaikan salam untuk adek"
aku seakan tak percaya, sebab selama ini dia tidak pernah mengirim
yang seperti itu untukku, saat itu fikiranku hanya berkata kalau kakakku
hanya ingin menghiburku. Lalu, saat di lakukannya pemeriksaan oleh
nouse, aku diizinkan untuk memegang hp. Buru-buru aku buka WA ku dan ku
cari namanya. Ternyata kakakku tidak berbohong.
Aku senang, bahagia, dan bahkan saat itu rasanya inginku teriakkan kepada makhluk langit bahwa aku sangat mencintainya.
Aku selalu berharap padanya
aku tahu, aku salah telah membuat dirinya khawatir
pukul 09.43
dokter melalukan visit lanjutan padaku pasca operasi di lakukan.
"adik ni hebat lo, dia kuat. Kami team dokter yang melakukan
operation tak mengira akan bisa melawti masa kritis dalam waktu yang
singkat seperti ini. Bahkan saat ini, kondisi jantung normal, suhu badan
juga sudah normal, untuk cityscen nanti kita periksa ulang lab ya"
begitulah ungkapan dokter yang memeriksaku pagi itu. Aku mampu lewati masa kritisku semua berkat do'a dan cinta.
Ustadz Rizal, dosenku yang melawat waktu itu pun berkata
"dari sekian banyak penyakit
dan manusia, di RS ini hanya ananda yang dapatkan penykit langka ini tandanya
di mata Allah, ananda istimewa...ananda sanggup lewati , Allah itu menimpakan
sesuatu ujian kepda hambanya sudah pasti dipilih dengan seksama...berarti ananda
adalah pilihan terbaik oleh Allah, kalau ananda sanggup melewatinya,ananda akan
dapatkan hadiah dan kejutan cinta dari Allah"
aku percaya yang dikatakan Ustadz Rizal, sebab tak perlu menuggu waktu lama untuk aku
mendapati hadiah Tuhan itu, ku dapati sahabat-sahabat yang mencintaiku, yang menunggu kehadiranku, anak-anak didik, yatim piatu yang selalu menemaniku di rumah sakit ini..aku tidak mengira
mereka akan bertahan di rumah sakit yang sudah masuk 4 hari ... Lagi yang terpenting yaitu, aku mendapatkan
kejutan cinta dari laki-laki yang ku takzimi
Cinta semua yang buat aku mampu.
Salah jika ada yang berkata bahwa cinta membuat orang menjadi jatuh
dan lemah. Jika ada yang hina dengan cinta, yang salah bukanlah cinta,
namun yang salah adalah dia yang tidak memahami hakekat cinta.
Saat ini, aku tak dapat memiliki cintaku, tapi itu bukan suatu masalah buatku. Sebab aku memahami hakekat cinta.
Bagiku, melihat dia tersenyum itulah cinta.
Melihat dia bahagia, itulah cinta
melihat dia mampu berjalan dengan tegap tanpa kegelisahan hatinya, itulah cinta
di saat dia mengusap kepala seseorang yang dia cintai itulah cinta.
Intinya, bagiku...cintaku saat ini adalah penyerahan cintaku terhadap seseorang yang di pilih oleh cintaku untuk dia cintai.
Bila bukan aku yang dia pilih untuk dia cinta, artinya aku harus
menyerahkan cintaku kepada pilihannya, agar aku tetap dalam melihat
senyum nya. Aku rindu dan aku sayang kamu karena Allah.
saat ini, aku akan menjalni berbagai terapi agar aku kembali menatap cinta sekelilingku dengan anggun dan mesra.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar