Percakapanku
dengan sahabat yang baru aku kenali namun dia telah lama mengenaliku.
Aku : lanjutkan perjuangan nada utk komunitas
nada...dan sampaikan salam saya utk semua org di sekeliling anda yg mengenali sya.
terimaksh atas perckapan singkat ini
terimaksih telah menjadi guruku
setidaknya aku bnyk beljar dri
tulisan2mu shbtku
aku tidak mengenalmu tapi tahukah
kamu, suatu saat pasti aku akan tahu dan mengenalimu
aku yakini itu
kawan: bolehkah
saya meminta sesuatu?
Aku : ya
Kawan : jangan
suruh saya krm salam kepafa siapa pun.
kepada siapa pun.
Aku : ok
lupakn
kawan : Anda
juga tidak perlu berterimaksih kepada saya:
aku punya sahabat, aku selalu diajarkan untuk memberikan
salam kepada orang lain, lalu ketika aku merasa aku perlu memberi salam kepada
beberapa orang yang aku kenali kepadanya dia menolak untuk menyampaikannya.
entah apa alasannya. namun yang pasti dia memintaku untuk tidak memintanya
menyampaikan salam kepada siapapun. menurut sahabat siapa yang sebenarnya salah
di sini ? aku atau dia ?
Entahlah, tidak perlu rasanya mencari siapa yang benar dan siapa yang salah. Salam bagiku adalah sebuah penghormatan kepada
diri kita. Di balik salam ada do'a setidaknya do'a keselamatan bukan ?
terkadang kita menyepelekan hal kecil namun itu punya dampak
besar teruntuk kita.
Kita tidak perlu berbicara tentang pahala terhadap salam
ini. Namun kajilah dari segi ketauhidan kita. Bagiku do’a adalah kekuatan magis
yang apapun tidak akan bisa terkalahkan oleh do’a.
Sempat aku memasuki masa kritis dalam mengahadapi penyakitku,
aku rasa kekuatan do’a yang maha dahsyat dari sahabat-sahabat dan bahkan
keluargalah yang buat aku kembali Allah beri kesempatan.
Do’a adalah obat mujarab yang tidak ada yang mampu membuat
resepnya kecuali Allah, yakni dengan campuran keikhlasan manusia, penyerahan
yang dilakukan manusia di saat berdo’a dan menyakini bahwa Allahlah yang akan
mengadakan dan mengeniadakan sesuatu yang kita do’akan itu. Lalu salam adalah
bentuk do’a yang paling sederhana yang telah diracik oleh Allah untuk manusia
yang berfikir.
Jangan pernah berlaku sombong dan berlaku apa yang kamu
lakukan sesuai koridor agama. Aku menyadari hal, betapa banyak
memunafikkan diriku atas hal-hal kecil. Dalam hidup aku selalu memunafikkan
diriku. Munafik adalah jalan menuju kekafiran. Tapi bukan manusia bila aku tak
diberi akal untuk memperbaiki diri. Dengan menulis inilah aku sekaligus
memperingatkan diriku. Menjadikan setiap tulisanku sebagai barometer untukku
memperbaiki diri. Tidak satu halpun yang aku bicarakan melainkan apa yang aku
biacara adalah pengalamanku sendiri.
Ibuku yang mengajariku memberikan salam kepada orang lain, setiap oarang yang aku ceritakan kepada ibu pastilah beliau menitipkan salamnya untuk aku sampaikan kepada sahabatku. mungkin ada diantara sahabat atau dosenku yang membaca tulisanku ini yang selalu disibukkan dengan menerima salam dari ibuku. inipulalah yang menjadi kebiasaanku dan menjadikanku terbiasa memberikan salam kepada orang lain.
Jika ini buruk bagi sahabat, maka aku tidak memaksamu untuk menerimanya, hanya saja fikir-fikirlah lagi.
salam cinta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar